DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73
KERJA KITA PRESTASI BANGSA

Minggu, 12 Agustus 2012

Fitrah Manusia


Fitrah Manusia
Sebelum membahas jauh… kita awali dulu dengan sabda nabi SAW:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah”

hadits tersebut pasti sudah tak asing lagi bagi telinga kita. kita sering mendengarnya baik dari orang tua, guru, teman, atau dari berita-berita yang termuat dalam media massa atau kita membacanya sendiri dari kitab-kitab hadits.

sejenak tulisan ini mengulas tanggapan umum yang biasa dipahami oleh banyak masyarakat Muslim tentang makna Fitrah. pertama kali saya mendengarkan hadits itu diterjemahkan dengan arti “Setiap Manusia Lahir dalam Keadaan Suci”. waktu itu saya mengartikan manusia itu ketika pertama kali lahir dalam keadaan bersih tanpa dosa dan tidak akan mendapat dosa sebelum dewasa.

pengertian yang saya pahami waktu itu, makna fitrah hanyalah berhubungan dengan jumlah dosa dan pahala. ketika lahir, manusia tidak mempunyai dosa dan tidak membawa dosa. namun juga tidak ada nilai pahala yang telah dibawa manusia ketika pertama kali lahir di dunia.

bukannya sok tahu… tapi kenyataan yang sebenarnya banyak juga yang memahami makna fitrah seperti yang saya tuliskan di atas. semua menganggap makna fitrah terbatas pada pahala dan dosa atau baik dan buruk. perjalanan hidup setelah lahir itulah yang menentukan apakah manusia mengisi hidupnya dengan dosa ataukah pahala. atau lebih mudahnya manusia lahir seperti kertas kosong namun siap untuk diberi coret-coretan pena. tinggal coretan itu bagus atau jelek itu tergantung manusianya sendiri.

Diluar semua itu sebenarnya labih pas jika arti kata “Fitrah” lebih dimaknai sebuah “POTENSI”.  Sehingga makna hadits Nabi “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci” secara lebih luas dimaknai sebagai “Semua Anak Lahir di Dunia lahir dalam keadaan Membawa Potensi”. Setelah dimaknai seperti inilah baru kita bisa menentukan perjalanan hidup manusia di masa berikutnya. Kalau memakai kata “Suci” pemaknaan yang banyak diartikan orang adalah bahwa anak itu lahir atau manusia itu lahir kedunia pada awalnya memang adalah seorang makhluk yang baik. Apalagi di dalam Islam dikatakan tidak ada kewajiban dan dosa bagi anak yang belum dewasa. Seolah-olah anak lahir sudah membawa potensi menjadi baik. Lebih jauh lagi jika dimaknai dengan “Potensi” ini akan berlainan tapi tidak berlawanan. Maksudnya jika berlawanan nanti dianggap anak baru lahir itu membawa potensi jelek. Bukan itu maksudnya. Maksud berlainan di sini adalah manusia atau anak yang baru lahir itu berada di tengah-tengah antara potensi yang baik dengan potensi yang buruk.

Masih bingung??? Perlu dipahami lagi tulisan ini tidak menganggap manusia atau anak yang baru lahir pada dasarnya sudah membawa potensi yang baik atau sebaliknya membawa potensi yang jelek. Tetapi anak itu lahir dengan membawa kedua potensi tersebut. Sehingga hadits nabi “Setiap anak lahir dengan fitrah” ditafsirkan bahwa “Setiap anak lahir membawa potensi baik dan potensi jelek”. Kedua potensi itu telah Allah berikan kepada manusia agar manusia bisa mencari hikmah perjalanan hidupnya sendiri. Sehingga tak jarang manusia terkadang berbuat salah dan juga terkadang berbuat benar. Ini semakin membuktikan bahwa memang manusia itu lahir dengan membawa kedua potensi itu. Jangankan kita manusia yang hidup di zaman penuh kezaliman ini, para Nabi yang dicintai Allah-pun bisa dan pernah berbuat kesalahan.

Hikmah yang lain adalah Allah memberikan pelajaran kepada manusia tentang pentingya akal pikiran yang telah dianugerahkan oleh-Nya kepada manusia. Dengan adanya akal pikiran inilah yang membedakan kita (manusia) dari makhluk makhluk yang lain. Dengan potensi yang ada inilah kita bisa menggunakan untuk apa saja akal yang kita punya. Apakah akal ini digunakan untuk berpikir hal-hal yang positif atau negatif. Atau apakah akal pikiran ini kita gunakan untuk mengembangkan dan menggunakan ilmu-ilmu Allah secara baik dan benar??

Inilah yang nantinya menjadikan manusia itu bisa dikatakan menjadi manusia yang baik jika potensi yang ada dalam dirinya juga digunakan untuk hal yang baik juga bahkan bisa melebihi malikat sekalipun. Namun sebaliknya, jika potensi yang dimiliki manusia digunakan untuk hal-hal yang buruk dan jelek maka diapun akan menjadi manusia yang jelek juga dan tidak menutup kemungkinan manusia menjadi makhluk yang paling dari hewan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya berkomentar