DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73
KERJA KITA PRESTASI BANGSA

Minggu, 16 September 2012

Mengapa Penemu Arus Listrik Bolak-balik tak Dikenal?

  Para pengagum Nikola Tesla berusaha membeli laboratorium tempat penemu dan perintis teknologi listrik itu dan menjadikannya museum. Pertanyaannya, mengapa hanya sedikit orang yang dapat menghargai pentingnya hasil kerja Nikola Tesla?



Banyak orang bahkan tidak mengenal siapakah Nikola Tesla. Ia kurang terkenal jika dibandingkan dengan Albert Einstein. Ia tidak sepopuler Leonardo atau Stephen Hawking. Yang paling menyedihkan bagi para pengagumnya, ia bahkan tidak seterkenal rivalnya, Thomas Alfa Edison.

Namun, tahukah apa penemuannya Nikola Tesla? Listrik dapat mengalir dan menjadi sumber energi alat tempat Anda membaca kisah ini. Temuan motor induksinya yang dapat bekerja dengan arus bolak balik atau (AC) menjadi batu lompatan sistem listrik modern.

Mark Twain, salah satu kawan Tesla, menyebut penemuan itu sebagai "paten paling berharga sejak telepon." Tesla adalah pemenang dalam Perang Arus, yaitu persaingan antara George Westinghouse dan Thomas Edison untuk mengukuhkan apakah AC atau arus langsung (DC) akan digunakan untuk transmisi listrik. Namun, waktu bukanlah sahabat Tesla.

Lahir di negara yang kini bernama Kroasia dari orang tua dari etnis Serbia, ia pindah ke New York pada 1884. Ia membuat kendaraan pengendali radio, energi nirkabel dan instalasi listrik tenaga air pertama di Air Terjun Niagara.

Tetapi Tesla seseorang yang eksentrik. Ia percaya bahwa hidup selibat dapat merangsang kerja otak, serta bahwa ia telah berkomunikasi dengan mahluk dari planet lain dan jatuh cinta pada seekor merpati.

Dalam beberapa dekade selanjutnya, ia hanyut dalam ketidakjelasan relatif, sedangkan Edison dielu-elukan sebagai salah satu penemu terbesar di dunia. Namun, memori tentang dirinya tetap hidup berkat dedikasi pengagumnya yang terdiri dari "geeks" atau para penggemar teknologi dan ahli sejarah sains.

Museum Tesla yang akan didirikan di lokasi bekas laboratoriumnya sedang dalam perencanaan. Upaya penggalangan dana dilakukan secara massal. Hingga saat ini mereka telah mengumpulkan 850 ribu dollar AS (Rp8,1 miliar). Dana tambahan akan dikucurkan oleh pemerintah Kota New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya berkomentar