Allah juga telah mendesain bumi ini agar cocok didiami oleh manusia. Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka BUMI dan Kami adakan bagimu di muka BUMI itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. 7:10).
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan BUMI dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (QS. 14:32)
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka BUMI dan Kami adakan bagimu di muka BUMI itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. 7:10).
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan BUMI dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (QS. 14:32)
Dan
Kami telah menghamparkan BUMI dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (QS. 15:19)
Dan
Kami telah menjadikan untukmu di BUMI keperluan-keperluan hidup, dan
(Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rezki kepadanya. (QS. 15:20) Lihat juga QS 16:13-15, 20:53,
21:31, 22:65, 27:61, 40:64, 43:10, 45:13, 50:7, 51:48, 54:12, 55:10,
71:19-20, dan 78:6
Ayat-ayat
diatas dengan jelas menunjukan bahwa BUMI ini diciptakan oleh Allah
untuk kepentingan manusia dan telah mendesain bumi ini menjadi tempat
yang cocok untuk dijadikan tempat tinggal bagi manusia.
Allah berfirman: Di BUMI itu kamu hidup dan di di BUMI itu kamu mati, dan dari BUMI itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Allah berfirman: Di BUMI itu kamu hidup dan di di BUMI itu kamu mati, dan dari BUMI itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Dari
BUMI (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali
yang lain. (QS. 20:55)
~ Jangan Rusak Bumi ini ! ~
Yang perlu dicatat: JANGAN RUSAK BUMI INI!.
~ Jangan Rusak Bumi ini ! ~
Yang perlu dicatat: JANGAN RUSAK BUMI INI!.
Jadi
walaupun bumi ini di sediakan oleh Allah untuk tinggal dan hidupnya
manusia, tetapi Allah mengingatkan manusia agar tidak merusak bumi ini.
Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka BUMI,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. 7:56)
Sumber kerusakan dimuka bumi ini adalah kekuasaan yang kafir dan nifaq terhadap hukum Allah SWT, Firman Allah SWT: Maka apakah kiranya jika kamu BERKUASA kamu akan membuat kerusakan dimuka BUMI dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (QS. 47:22)
Seperti halnya kekuasaan (pemerintahan) Fir’aun dahulu, firman Allah SWT: Sesungguhnya
Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka BUMI dan menjadikan
penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka,
menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS. 28:4)
ebenarnya
setiap unsur masyarakat baik rakyat maupun pemerintahan berkewajiban
mewujudkan ketertiban, kedamaiaan, kesejahteraan dan kebaikan. Tetapi
Negara (state) adalah institusi yang dibentuk untuk mencapai tujuan
bersama masyarakat, yaitu ketertiban, kedamaian dll. Sementara itu
rakyat dituntut tunduk kepada hukum Negara.
Mengapa jika masyarakat diatur oleh kekuasaan kafir ini akan melahirkan kerusakan (fasad) di muka bumi?. Jawabanya :
Karena
kekuasaan kafir / nifaq ini pasti akan memberlakukan hukum Jahiliyyah
(5:50), yaitu hukum produk ra’yu (rasio) manusia. Padahal kita tahu
bahwa manusia itu bodoh (tidak tahu apa-apa) dibanding Allah yang
menciptakannya. Sebenarnya manusia itu tidak tahu (lam ya’lam) apa yang
terbaik dan terburuk bagi dirinya sendiri, alam dan kehidupan. Hanya
Allah-lah yang tahu betul (Al-Aliem) apa yang terbaik dan terburuk bagi
dirinya, alam dan kehidupan. Oleh kjarena itu Hanya Allahlah yang berhak
mengajari manusia atas apa yang baik dan buruk serta apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan manusia (96:1-5). Dan Allah akan mengajari
manusia dengan Al-Qur’an (55:1-4). Ini artinya hanya hukum Allah
(syari’at) yang akan menjadi hukum yang tepat untuk mengatur dan
mentertibkan kehidupan manusia di bumi ini.
~ Manusia Untuk Bumi ~
Karena bumi ini tidak boleh dirusak, maka Allah wariskan bumi ini hanya kepada hamba-hamba Allah yang shaleh, firman Allah: “Dan
sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh, bahwasanya BUMI ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.”
(QS. 21:105)
Bumi diciptakan oleh Allah sebagai tempat tinggal dan penghidupan bagi manusia. Tetapi jangan kamu tinggal dan hidup dibumi dengan membuat kerusakan. Oleh karena itu Allah wariskan bumi ini untuk diollah (dimakmurkan) oleh hamba-hamba Allah yang shaleh dalam bentuk sistem pemerintahan Islam (khilafah).
Bumi diciptakan oleh Allah sebagai tempat tinggal dan penghidupan bagi manusia. Tetapi jangan kamu tinggal dan hidup dibumi dengan membuat kerusakan. Oleh karena itu Allah wariskan bumi ini untuk diollah (dimakmurkan) oleh hamba-hamba Allah yang shaleh dalam bentuk sistem pemerintahan Islam (khilafah).
Firman Allah:“Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di BUMI untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “(QS. 2:29) Ingatlah ketika
Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka BUMI. Mereka berkata:Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di BUMI itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Rabb berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. 2:30).
Memang
kekuasaan akan cenderung kepada kerusakan dan pertumpahan darah,
kecuali kekuasaan yang berdasar Ilmu (hukum Allah). Makanya Allah
Al-Aliem kemudian mengajari Adam dengan wahyunya, tentu agar Adam AS
kelak berkuasa dibumi dengan menerapkan syari’ah. Kekuasaan yang
menerapkan syari’ah sebagai hukum inilah yang disebut Khilafah.
Atau seperti firman Allah kepada Daud AS sebagai Penguasa baru dimesir.
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di
muka BUMI, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan
adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan
Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.” (QS. 38:26).
Allah berjanji bahwa pasti akan tegaknya kekuasaan islam (khilafah), dan jika tegak akan terjamin 3 hal (24:55):
1. Dinul Islam tegak
2. Tercipta rasa aman (keadilan, ketentraman, kedamaian, ketertiban dll)
3. Bebas beribadah kepada Allah tanpa ada kekuatan yang memaksa musyrik
Wallahu a’lam bishawab.
1. Dinul Islam tegak
2. Tercipta rasa aman (keadilan, ketentraman, kedamaian, ketertiban dll)
3. Bebas beribadah kepada Allah tanpa ada kekuatan yang memaksa musyrik
Wallahu a’lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya berkomentar