Harta bertambah dan menjadi barakah dengan shodaqoh
Oleh : Wagimin Bin Wangsa Reja
Banyak manusia yang salah dalam melakukan perhitungan dalam mencari
keberuntungan. Banyak yang salah jalan. Terjebak dengan fatamorgana.
Sebagai seorang muslim, kita harus memahami apa sebenarnya tugas kita.
Allah telah menegaskan bahwa tujuan penciptaan kita adalah untuk
beribadah kepadanya. Rangkaian aktivitas apapun yang kita lakukan
hendaknya mengandung nilai ibadah.
Semua sisi-sisi kehidupan
yang kita lalui terwarnai dengan nilai ibadah. Islam telah mengatur
semua sektor kehidupan, mengatur berbagai hal. Mulai dari kehidupan
pribadi, berkeluarga, bermasyarakat dan secara global dunia
internasional. Mengatur hal-hal yang ringan dan berat.
Sudah
selayaknya dan seharusnya kehidupan kita disesuaikan dengan apa maunya
Islam. Ketika ini mampu kita selaraskan, maka kebahagiaanlah yang akan
dapat kita raih.
Berikut kisah menarik dari Rasulullah yang
perlu kita cermati dari sebuah hadits Abu Hurairah rodhiyallohu anhu
dari nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
"Ketika ada
seorang sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak berair, tiba-tiba
dia mendengar suara dari awan (mendung), 'Siramilah kebun si fulan!'
maka awan itu menepi (menjauh) lalu mengguyurkan airnya di tanah
bebatuan hitam.
Ternyata ada saluran air dari saluran-saluran
itu yang telah penuh dengan air. Maka ia menelusuri (mengikuti) air itu.
Ternyata ada seorang laki-laki yang berada di kebunnya sedang
mengarahkan air dengan cangkulnya.
Kemudian dia bertanya, 'Wahai hamba Allah, siapakah nama anda?' dia menjawab, 'Fulan'.
Sebuah nama yang didengar dari awan tadi. Kemudian orang itu balik
bertanya, 'Mengapa anda menenyakan namaku?' dia menjawab, 'Saya
mendengar suara dari awan yang ini adalah airnya, mengatakan Siramilah
kebun si fulan! yaitu nama anda. Maka apakah yang telah anda kerjakan
dalam kebun ini?'
Dia menjawab, 'Karena anda telah mengatakan
hal ini maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi)
apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan;
sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya
kembalikan lagi ke kebun (ditanam kembali). HR. Muslim
Dalam riwayat lain disebutkan:
Dan aku jadikan sepertiganya untuk orang-orang miskin dan peminta-minta serta ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan).
Yakinlah bahwa apa yang kita infaqkan di jalan Allah akan mendapatkan
balasan langsung di dunia, kalaupun belum ia akan kita dapatkan yang
lebih baik lagi di akhirat kelak. Jangan khawatir harta kita berkurang,
yakinlah ia akan bertambah dan menjadi barokah.
Allah SWT berfirman :
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan." (Al-Baqarah: 245).
"Perumpamaan orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 261).
Nabi SAW :
"Tiga hal yang aku bersumpah atas ketiganya;
1. Tidak berkurang harta karena shodaqoh,
2. Tidak teraniaya seorang hamba dengan aniaya yang ia sabar atasnya, melainkan Alalah Azza Wajalla menambahkan kemuliaan, dan
3. Tidak membuka seorang hamba pintu permintaan melainkan Allah membuka
atasnya pintu kefakiran" (HR Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah
satunya berkata (berdo’a) : “Ya Allah, berilah pengganti bagi orang
yang berinfak”, sedangkan yang lain berdo’a :”Ya Allah, timpakanlah
kepada orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran” [Muttafaqun alaih]
Sudahkah kita hari ini menginfaqkan sebagian dari harta kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya berkomentar