DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73
KERJA KITA PRESTASI BANGSA

Selasa, 18 September 2012

innonce of muslim

Bermula dari sebuah berita yang tadi sore saya liat dan amati terjadi sebuah demo besar yang terjadi di belahan dunia, dari mulai libya, mesir, indonesia dll, gara-gara film Innocence of Muslim lah yang buat umat islam di seluruh dunia geram atas ulah pria keturunan Israel-Amerika, (Sam Bacile), film berdurasi pendek yang diunggah di you tube beberapa waktu yang lalu itu menuai kritik di berbagai belahan dunia.

Hal yang wajar jika umat islam geram atas film yang sangat kontroversi ini, film yang berdana US$ 5 juta dan berasal dari urunan 100 orang donatur Yahudi, mengisahkan tentang kehidupan Nabi Muhammad yang dibumbui dengan tema pedofil dan homoseksualitas. Selain itu juga menggambarkan kehidupan umat Islam sebagai manusia tak bermoral dan sarat dengan kekerasan. Analisa saya dari kesengajaannya film ini diunggah di internet, diduga memang sengaja ditujukan untuk memancing emosi umat Islam. Seperti yang kita ketahui tentang unjuk rasa di Libya terkait film ini justru menewaskan Dubes AS untuk Libya, Christopher Stevens beserta 3 stafnya. Di Afghanistan, Lebanon, dan Sudan juga terjadi hal serupa, unjuk rasa yang berakibat pada korban jiwa. Dikaji lebih jauh, mungkin inilah targetan dari pembuat film yang didanai Yahudi ini. Jika umat Islam mulai terpancing emosinya, kemudian terjadi kekerasan atau tindak anarkhis, justru mengindikasikan bahwa film ini sukses besar. Ini akan menjadi celah bagi mereka untuk semakin meyakinkan pada dunia bahwa muslim memang anarkis dan tidak ber perikemanusiaan. Boleh jadi, film ini dibuat semata untuk jebakan bagi umat Islam. Keimanan dan kesabaran sedang diuji, sementara di sisi lain umat Islam harus punya solusi yang tepat dan jitu tanpa harus menunjukkan sikap-sikap yang dinilai primordial oleh berbagai kalangan non muslim. Bagaimana sikap kita? Pertama Wajib membenci sikap penghinaan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pelakunya. Siapa yang tak marah jika nabi kita tercinta di hina dan di lecehkan seperti itu, menghina Nabi adalah menghina risalah kanabian, dan itu adalah hal yang paling prinsipil dan foundamental dalam agama, semuanya setuju bukan? Namun kita pun harus bijak dalam bersikap, ada sebuah hadits Rasulullah عن أبي هريرة رضي الله عنه، أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم: أو صني قال: ” لا تغضب ” فردد مرارا قال: ” لا تغضب ” رواه البخاري Artinya: Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, bahwasanya seorang laki laki berkata kepada Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam: ” Wasiatkan kepadaku! Nabi bersabda: ” Janganlah engkau marah ” Orang tadi mengulangi berkali kali. Nabi bersabda: ” Janganlah engkau marah ” [HR Al-Bukhori] Marah secara psikologi merupakan suatu reaksi emosional, hal yang wajar jika manusia punya sikap marah karena tidak sesuai dengan dirinya, namun dengan adanya hadits di atas menunjukan bahwa marah harus di kontrol dengan sikap yang bijak dan tindakan yang tidak merugikan orang lain. Di akui atau tidak umat Muslim memiliki sikap yang oversensitif terhadap persoalan ini. Saya pribadi memaklumi kegusaran umat Muslim. Tapi sebagian yang lain, mungkin malah menjadikan karakter sensitif umat Muslim sebagai bahan olok-olok yang membuat mereka makin giat “menggoda”. sebagai bukti banyak sekali Aksi-aksi yang memperolok2 agama islam mulai dari film Fitna, karikatur nabi Muhammad, pembakaran Alquran, trus yang terakhir film innocence of muslim yang bisa jadi bertujuan memprovokasi umat Muslim. Kalau menilik masyarakat barat, semua agama bebas dikaji baik secara kritis-dekonstruktif maupun apresiatif, kalau tidak setuju, silakan lawan pemikiran dengan pemikiran. “Mental ilmiah” seperti ini belum ada di dunia Islam. Umat Muslim hanya terima ketika Islam diapresiasi oleh orang barat. Jika Islam atau Alquran dikritisi, mereka marah. Dunia Islam tampaknya belum memasuki era keterbukaan pemikiran semacam itu. Di dunia Islam, yang bisa dan boleh dikritisi hanya agama lain. Dan yang wajib diapresiasi hanya agama Islam. Kritik terhadap agama Islam adalah blasphemy (penghujatan). Sedangkan kritik terhadap agama lain, adalah dakwah kebenaran. Kritik adalah karya intelektual yang seharusnya dibalas dengan jawaban berilmu. Bukan ditanggapi dengan ancaman, kekerasan, atau sebagainya. Umat Muslim itu memerlukan semacam “revolusi mental”. Dan sikap mental untuk menghadapi fenomena perubahan zaman yang harus dipersiapkan. Walau pun dalam hal konteks ini bukan kritikan tapi penghujatan terhadap islam. namun kita pun harus bersikap bijak dalam menanggapi semua ini. Kedua kita harus yakin Jaminan dari Allah, orang yang menghina Nabi-Nya pasti celaka. Satu surat paling pendek yang hampir dihafalkan seluruh kaum muslimin. Itulah surat al-Kautsar. Kita membacanya berulang kali, tapi mungkin tanpa perenungan, sehingga terkadang kurang bisa merasakan. Di akhir surat ini Allah menegaskan : إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Artinya :“Sesungguhnya setiap orang yang membencimu, dialah orang yang terputus dari segala bentuk kebaikan.” (QS. al-Kautsar: 3) Tafsir Ayat ini, meskipun turun berkenaan dengan orang kafir Quraisy yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, al-Ash bin Wail, Uqbah bin Abi Mu’ith, namun hukumnya berlaku umum, bagi setiap manusia yang membenci Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagai contoh : Utbah bin Abu Lahab pernah menarik baju Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian meludahi wajah beliau yang mulia. Akhirnnya di suatu perjalanan, kepalanya diterkam singa, padahal dia sudah berlindung di tengah kerumunan rombongannya. Kemudian Abu Jahal dipenggal kepalanya oleh Ibnu Masud di kerumunan bangkai orang kafir yang berserakan ketika perang badar, setelah dia dijatuhkan dengan serangan putra Afra dan Muadz bin Amr bin Jauh. Kalau menurut saya (orang awam), pada prinsipna Jika kita benar-benar cinta Nabi, maka sebarkanlah ajaran cinta, bukan sebarkan benci. Saat mendengarkan isu film yg menghina Nabi, cukup mengirimkan shalawat kepada Nabi. Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang agung. Keagungan dirinya tidak akan luntur dengan penghinaan dan pelecehan dari siapapun. Semasa hidup Nabi telah mencontohkan cara bereaksi yang tepat terhadap tindakan pelecehan dari orang lain. Nabi tidak membunuh dan membakar rumah orang yang melecehkan dirinya, mencaci dirinya, meludahi dirinya, dan melempar kotoran pada dirinya. Ia tetap tersenyum dan menjenguk si pelempar ketika yang bersangktan sakit. Itulah keagungan akhlak.Mengapa kita tidak mencontoh tauladan Nabi? wallahualam bissawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya berkomentar