DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 73
KERJA KITA PRESTASI BANGSA

Kamis, 20 Desember 2012

Muslimahpun Memperjuangkan Islam

Image
Setiap orang Islam wajib meyakini bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yang harus dijadikan landasan dalam seluruh aspek kehidupan. Selanjutnya berkewajiban memperjuangkannya agar Islam terterapkan sebagai sistem kehidupan. Kewajiban ini terbebankan baik kepada orang Islam laki-laki maupun perempuan. Sejarah telah mencatat bahwa para shohabiah yang hidup di masa Rasul maupun sesudahnya telah memiliki peran aktif dalam menegakkan Islam.
Beberapa contoh bisa diambil sebagai teladan.

A. Orang pertama yang masuk Islam
Khodijah binti Khuwailid. Dia orang yang kaya raya. Tapi dia memilih Muhammad yang tidak punya apa- apa untuk menjadi suaminya. Pertimbangannya karena keluhuran budinya semata. Khodijah mampu menjadi istri yang berbakti kepada suaminya, menjadi pendamping setianya.
Ketika Muhammad diangkat menjadi Rasul dengan menerima wahyu di Gua Hira, beliau pulang dengan wajah ketakutan. Khodijah segera menenangkannya, menyelimutinya hingga tertidur dan turunlah wahyu yang kedua agar Muhammad, Rasulullah, menyebarkan risalah kepada umat manusia. Khodijahlah orang pertama yang menerima seruan tersebut dan langsung mengimaninya. Setelah itu dia pergunakan tenaga, hartanya yang banyak serta jiwanya untuk membantu Rasulullah berjuang menyebarkan risalah Allah swt Rasulullah sangat mencintai dan menyayanginya hingga beliau bersabda :
“ Khodijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” (HR Ahmad).
Maka ketika Khodijah wafat, Rasulullah sangat berduka.Khodijah merupakan teladan mulia bagi muslimah. Betapa dia sangat gigih, sungguh-sungguh dan ikhlas untuk memiliki andil dalam memperjuangkan tegaknya Islam. Dia juga merupakan istri dan ibu yang bisa dijadikan panutan.
ImageB. Orang Islam pertama yang mati syahid
Sumayyah merupakan contoh orang yang gigih dalam mempertahan keislamannya. Dia adalah bekas sahayanya Abu Hudzaifah bin Mughiroh, ibu dari Ammar bin Yasir. Dia juga merupakan orang ke tujuh yang masuk Islam dan merupakan tujuh orang pertama yang menampakkan keislamannya. Karena keberaniannya tersebut maka Abu Jahal menyiksanya dengan membaringkan di atas pasir yang panas, sementara kaki dan tangannya, agar mudah dicambuki.
Namun Sumayyah tidak gentar sedikitpun untuk mempertahankan keislamannya. Malah menantang Abu Jahal yang memaksanya untuk murtad dari Islam. Lantang dia menjawab bahwa usaha Abu Jahal akan sia-sia saja karena dia akan tetap mempertahankan keislamannya berapapun harganya, walau harus dengan nyawa. Akhirnya Abu Jahal meningkatkan siksaannya lalu mengakhirinya dengan menusukkan lembing ke dalam kemaluannya hingga syahid. Sejarah mengabadikan bahwa Sumayyah merupakan orang pertama yang mati syahid dalam membela Islam.
Sumayyah merupakan sosok sohabiah yang pantas diteladani. Pada saat jumlah umat Islam masih sedikit dia berani menampakkan keislamannya bahkan menantang pemimpin orng-orang kafir, Abu Jahal. Apa yang dilakukan oleh Sumayyah merupaka syiar kepada orang-orang kafir bahwa orang Islam tidak takut dengan ancaman apapun, karena yakin bahwa Islamlah yang benar dan Allah sajalah yang wajib ditakuti.
C. Muslimah yang membantu perjuangan Rasulullah
Namanya Asma’ binti Abu Bakar. Dia terkenal dengan julukan Dzatun Nithaqain (wanita dengan dua ikat pinggang). Julukan ini muncul karena dia telah mensuplai logistik kepada Rasulullah saw dan Abu Bakar, ayahnya, yang sedang bersembunyi dari kejaran orang-orang kafir Quroisy, di Gua Tsur. Dalam keadaan hamil dia mendaki Bukit yang terjal. Karena susah membawa bawaannya maka dia membelah kainnya menjadi dua, lalu yang satu dipakai untuk menggendong bawaannya.
Keberanian Asma’ patut dicontoh. Dalam kondisi yang sangat berbahaya –sewaktu-waktu orang-orang kafir bisa memergokinya dan membunuhnya- dia berani seorang diri melintasi bukit agar sampai di Gua Tsur.
Karena dia tahu pasti bahwa tindakan tersebut harus dijalankan agar Rasulullah saw tetap bisa bertahan untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan agama Islam. Agar risalah dari Allah tetap bisa tersampaikan. Agar Islam bisa terterapkan dalam kehidupan.Asma’ dengan keberaniannya ikut serta berjihad dalam Perang Yarmuk bersama suaminya, Zubair bin Awwam. Dia juga seorang yang sangat dermawan kepada siapa saja. Hadist yang telah diriwayatkan dari Rasulullah saw sebanyak 58 buah.
Asma’ juga telah menjadi ibu yang bisa men-support anaknya, Abdullah bin Zubair berjuang mempertahankan kebenaran dan melawan kedzoliman yang dilakukan oleh panglima Al Hajjaj, walau akhirnya nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya.
D. Wanita yang berbai’at
Pada musim haji tahun ke-13 kenabian terdapat 75 orang Madinah, dua di antaranya wanita, melaksanakan ibadah haji. Keduanya adalah Nasibah binti Ka’ab atau Ummu Ammarah dan Asma’ binti Amr atau Ummu Mani’. Mereka menjalin hubungan dengan Rasulullah secara sembunyi-sembunyi, karena takut diketahui oleh orang-orang kafir.
Malam hari di pertengahan hari tasyrik mereka bertemu Rasulullal di sebuah bukit di Aqobah untuk melakukan janji setia kepada Rasulullah saw, yang kemudian terkenal dengan Baiatul Aqobah ke-2.Kedua wanita tersebut telah menunjukkan keberanian dan keteguhannya untuk memeluk Islam dan memperjuangkannya.
Dalam kondisi yang sangat tidak aman keduanya ikut menunaikan ibadah haji dan kemudian melakukan janji setia kepada Rasul untuk mendengar, menaati, menafkahkan harta, beramar ma’ruf nahi munkar, tegak karena Allah, tidak menghiraukan celaan orang, menolong dan melindungi Rasulullah.
E. Wanita yang ikut hijrah
Ummu Salamah ra merupakan contoh wanita yang rela meningalkan saudara-saudara untuk pergi berhijrah demi mempertahankan imannya. Berdua saja dengan anaknya yang masih kecil dia pergi ke Madinah untuk menemui suaminya yang telah berhijrah terlebih dulu. Dia merupakan wanita muslim pertama yang yang memasuki Madinah. Dia juga wanita muslim pertama yang hijrah ke Habasyah.
Tekadnya yang kuat untuk mempertahankan Islam sebagai keyakinannya telah menguatkan dia menghadapi segala rintangan baik dari keluarganya sendiri maupun orang-orang kafir Mekah pada umumnya. Dia susuri padang pasir yang luas demi keselamatan imannya.Dia terkenal ibu yang mendidik anak-anaknya dengan baik. Suaminya meninggal setelah mendapat luka pada waktu perang Uhud. Abu Bakar dan Umar meminangnya, tapi dia menolak dengan ma’ruf. Akhirnya dia menerima pinangan Rasulullah dan menjadi istrinya.
F. Wanita yang ikut berjihad
Dialah wanita yang dengan gagah berani ikut serta dalam Perang Uhud, Hunain dan Yamamah. Pada waktu Perang Uhud, saat situasi kacau, banyak orang yang menyingkir dan hanya beberapa orang saja yang menemani Rasulullah. Ummu Imarah beserta suami dan kedua anaknya di depan melindungi Rasulullah, sementara orang-orang berlari mundur.
Waktu itu dia tidak memiliki perisai. Akhirnya dia meminta perisai kepada orang yang mundur. Dengan gigih dia berperang dan melindungi Rasulullah. Dia berhasil menghempaskan beberapa musuh walaupun dia sendiri mendapatkan dua belas luka. Pada saat Perang Yamamah Nasibah sekali lagi membuktikan baktinya terhadap Islam. Dia kembali ikut berjihad bersama putranya, sampai tangannya putus tertebas ketika berniat membunuh Musailamah, si nabi palsu. Akhirnya putranya berhasil membunuhnya.Nasibah, dia wanita yang ikut dalam Baiatul Aqobah ke-2, juga Baiatur Ridwan yaitu janji untuk siap mati Syahid demi membela agama Allah.
Dia telah membuktikannya dengan ikut berjihad di beberapa peperangan. Keberanian Nasibah sudah seharusnya juga dimiliki oleh muslimah semuanya. Para shohabiah tersebut sudah seharusnya menjadi teladan bagi para muslimah untuk berjuang menegakkan Islam, mewujudkannya dalam kehidupan, sehingga Islam merupakan satu-satunya aturan untuk mengatur manusia. Ketika hal itu sudah terwujud para muslimah juga harus turut mempertahankannya bahkan ikut menyebarkannya, hingga Islam benar-benar terasakan sebagai rahmat untuk semesta alam.
Demikianlah, beberapa contoh teladan yang baik dari para Muslimah terdahulu. Ternyata Muslimah memliki dua kehidupan yaitu kehidupan domestik dengan perannya sebagai Ummu wa Rabbah Al Bait dan juga ada perannya dalam kehidupan Publik yaitu Dakwah yg juga dia emban sebagai Hamba yang taat pada Allah yang berupaya dalam penegakkan kembali kalimat Allah dgn melanjutkan kembali kehidupan Islam di muka bumi ini dan ini adalah dua kewajiban yang tidak saling meniadakan tapi satu dengan yang lain terkait dan saling menguatkan. Semoga kita tidak termasuk orang2 yang teralihkan dalam perjuangan ini. Tetap fokus pada arah perjuangan “Isti’na fii Hayatil Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya berkomentar