Dengan berbekal Alquran dan Sunah, seorang anak akan mampu menghadapi ujian hidup.
Perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta industri yang begitu hebat
telah membuat tantangan hidup semakin berat. Perubahan zaman pun sangat
berdampak pada perilaku dan akhlak generasi penerus umat di masa depan.
Pengaruh
budaya asing baik yang positif maupun yang negatif dengan mudah masuk
dan diserap anak-anak. Tak heran, jika sebagian besar orangtua merasa
khawatir dengan masa depan anak-anak mereka.
Fenomena seperti
itu, sesungguhnya telah diprediksi Rasulullah sekitar 14 abad silam.
Karenanya, Rasulullah SAW diakhir hayatnya berpesan kepada umatnya:
''Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat
selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Alquran) dan Sunah
Rasulullah SAW.'' (HR Muslim).
Jika merujuk pada pesan
Rasulullah SAW, para orangtua sesungguhnya tak perlu khawatir dengan
perkembangan dan perubahan zaman yang terjadi saat ini. Kuncinya, para
orangtua membekali putra-putri mereka dengan Alquran dan Sunah
Rasulullah SAW.
''Sayangnya, pendidikan Alquran dan Sunah masih
jadi agenda ke-17,'' ujar Pimpinan Daarul Quran, Ustaz Yusuf Mansur.
Sebagian besar orangtua ternyata lebih mengutamakan kursus-kursus yang
lain ketimbang membekali anak-anak mereka dengan Alquran dan Sunah.
Menurut
Ustaz Yusuf, sangat penting bagi para orangtua membekali anak-anaknya
dengan Alquran dan Sunah. ''Jika telah dibekali dengan Alquran dan
Sunah yang kuat, maka seorang anak akan mampu menghadapi ujian hidup di
mana pun berada,'' ungkapnya.
Rektor Institut Ilmu Alquran
(IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad, mengungkapkan, Alquran
merupakan Dustur al-Islam al-Awwal (Undang-Undang Islam yang pertama).
Karena itu, kata dia, perlu disosialisasikan kepada umat Islam, sejak
kanak-kanak. Bahkan sebelum anak-anak lahir.
Karena itu, papar
dia, ayah dan ibunya harus selalu membaca Alquran. ''Jadi, walapun
anaknya belum lahir, jika ayah dan ibunya selalu membaca Alquran, maka
perasaan getaran-getaran spiritualitas ini akhirnya merasuk pada DNA
yang akan bisa mempengaruhi kepada anak-anak. Sehingga begitu seorang
anak keluar dari rahim seorang ibu, anak itu sudah terbiasakan dengan
itu,'' tuturnya.
Menurut Ahsin, meski anak belum mengerti
huruf-huruf Arabiyah, maka ayah dan ibunya perlu mengajari bacaan-bacaan
Alquran di depan anak-anaknya. Mulai dari al-Fatihah dan surat-surat
yang pendek. Upaya itu, tutur dia, disampaikan untuk membiasakan
mereka mendengar ayat-ayat suci Alquran.
''Dengan menghafalkan
Alquran, paling tidak, sel syaraf yang ada pada otak seorang anak
sedikit demi sedikit bisa terprogram dengan teratur. Dengan cara-cara
itu, saya rasa apabila diberikan secara rutin kepada anak-anak bisa
terprogram sedikit demi sedikit, sehingga akan menumbuhkan kecerdasan
kepada anak-anak,'' papar pakar tafsir dari Universitas Al Azhar Mesir
itu.
Menurut dia, program mendidik menghafal Alquran sejak dini
sangat bagus. Apa pasal? Sebab, Ahsin menuturkan, anak-anak pun butuh
sentuhan-sentuhan rohani dan moralitas. Paling tidak, kata dia, ketika
dia berhadapan dengan guru-guru harus bertatakrama, cium tangan, bersila
dengan baik, berpakaian yang baik, sering membasuh muka untuk berwudhu.
Pandangan serupa juga diungkapkan Pakar Pendidikan, Prof Imam
Suprayogo yang juga rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang. Menurut dia, kualitas seseorang sangat ditentukan oleh
dua hal, yakni siapa pergaulannya dan apa bacaannya.
Kalau
pergaulannya dengan orang biasa-biasa saja, tutur dia, maka cara
berfikirnya biasa-biasa. Tapi kalau pergaulannya adalah lingkungan yang
hebat, maka dia menjadi hebat. ''Nah, persoalannya adalah bagaimana agar
kita menjadi anak yang hebat? Maka sejak kecil sudah dilatih untuk
bergaul dengan zat yang maha hebat yaitu Allah SWT,'' paparnya.
Dengan
cara apa? Menurut dia, dengan cara berlatih untuk melakukan
kegiatan-kegiatan spiritual. ''Apa saja yang dilakukannya karena Allah
bukan karena selain itu. Dan tentu saja apa yang dilakukan adalah
hal-hal yang baik. Bagaimana mengenal Asmaul Husna, Ar-Rahman,
Ar-Rahim.''
Lalu bagaimana dengan pengaruh bacaan? Menurut Prof
Imam, jika bacaannya kelas-kelas tingkat bawah, maka orang itu tidak
akan bisa lebih dari bacaan itu. Begitu juga kalau bacaannya berkualitas
maka orang itu juga akan sekualitas itu.
''Kalau sejak kecil
anak sudah diajak untuk membaca tulisan-tulisan Yang Maha Benar yakni,
Alquran, di situlah akan tumbuh secara bagus. Sejak pagi diajak menyebut
Allah. Subhanallah, Alhamdulillah, setelah itu lalu dilatih untuk
membaca dan menghafal ditambah dengan pendalaman bahasa Arab, itu sangat
luar biasa,'' ujarnya.
Menurut dia, upaya itu akan melahirkan
sosok manusia yang hebat, karena bergaul dengan zat Yang Maha Hebah,
Yang Maha Mulia, Yang Maha Kreatif, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Adil
dan yang maha segala-galanya.
Prof Imam mengaku tertarik dengan
upaya yang dilakukan Presiden Iran Ahmadinejad. Menurutnya, Ahmadinejad
memiliki pandangan yang sangat bagus, yakini sejak kecil anak-anak
harus dilatih membaca dan menghafal Alquran. Saat ini, kata dia, tak
kurang dari 300 madrasah, pusat hafalan Alquran bagi anak-anak kecil
tersebar di Teheran, Iran.
Guna mencetak generasi Qurani,
Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Ketapang, Tangerang, Banten,
mulai tahun ini menyelenggarakan program i'daad yang menekankan pada
Alquran dan Sunnah. Anak-anak selama satu tahun diajarkan membaca
Alquran dengan baik secara makhraj maupun tajwid, menghafal serta
memahami isi kandungan Alquran dan Sunah.
Program itu diharapkan dapat mencetak generasi penerus Islam yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya berkomentar