Nailah binti al-Farafishah adalah istri
Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan
suaminya sendiri memujinya begini: “Saya tidak menemui seorang wanita
yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia
mengalahkan akalku.” Subhanallah!
Mereka
menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur
kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman
paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu
orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah
umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk
membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan
pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur’an. Tetesan
darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka.”
Seseorang pemberontak lain masuk dengan
pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh
kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus
Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata Nailah tumpah
ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang
dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu,
Nailah lalu berdoa, “Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!”
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung
selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak
meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.
Nailah memandang kesetiaan terhadap
suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang
dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga
kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya
di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, “Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur’an dalam rangkaian rakaat.”
Subhanallah yah, ternyata umat muslim
juga memiliki jagoan wanita yang memang nyata adanya, semoga kita, para
muslimah dapat mengambil teladan dari mereka, aamiin.
Sumber:
http://arrahmah.com/read/2011/10/06/15615-para-jagoan-wanita-di-zaman-rasulullah-saw.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya berkomentar