Diantara 10 perkara yang bisa
membatalkan seseorang dari keislaman adalah; syirik, tidak mengkafirkan
orang musyrik, memperolok-olok agama Allah, sayang pada orang kafir dan
memusuhi saudara Islam.
Banyak orang mengira, setelah mengucapkan
dua kalimah Syahadat predikat “Islam” langsung bersandar pada
seseorang. Padahal, predikat itu bisa hilang alias batal jika tidak
berhati-hati dalam menjaga amalan dalam hidupnya.
Di bawah ini ada 10 amalan yang bisa menjadikannya pembatal keislaman seseorang;
1.Syirik dalam beribadah kepada Allah SWT
Syirik adalah termasuk dosa besar. Karena
dia menyamakan Allah (sebagai khalik) dengan manusia atau benda
(sebagai makhluk). Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni
dosa-dosa lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116)
2.Menjadikan suatu benda (makhluk) sebagai perantara antara dirinya dengan Tuhannya
Orang-orang seperti ini, biasanya selalu
menempatkan benda-benda atau makhluk ciptaan Allah sebagai perantara
antara dirinya dengan Allah. Misalnya dengan berdo’a atau memohon ampun
dan meminta syafaat melalui benda itu. Baik melalui benda mati atau
benda hidup. Termasuk manusia atau hewan sekalipun. Meminta kaya dengan
keris atau jimat. Meminta diberi panjang umur, cepat mendapat jodoh
melalui makam-makan orang yang sudah mati.
3.Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan madzab mereka.
Sikap Islam sudah jelas, orang musyrik
adalah kafir. Sayangnya, perkembangan dunia sekarang ini justru
terbalik. Hanya karena ingin sebutan kaum moderat atau entah karena
kedekatan hubungan, sebagian kalangan Islam segan menyebut istilah
musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam. Sikap seperti ini
merupakan salah satu pembatal keislaman.
4.Lebih mengutamakan hukum thoghut daripada hukum Allah dan petunjuk RasulNya
Saydina Umar al-Khattab mengatakan,
taghut adalah syaitan. Jabir menjelaskan bahwa taghut itu adalah
tukang-tukang tenung yang turun padanya syaitan-syaitan. Menurut Ibnu
Qayyim Al-Jauzi, taghut ialah setiap apa yang melampaui oleh seseorang
hamba di dalam penyembahan, ikut dan taat, pada hukum selain yang
diperintahkan dalam kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Siapa yang
berhukum kepada taghut mereka kufur dengannya.
Imam Malik berkata, taghut ialah apa yg disembah selain Allah SWT.
5. Tidak menyukai, bahkan membenci sunnah Rasulullah SAW
Allah berfirman, Yang demikian itu adalah
karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan
Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan keridhaanNya;
sebab itulah Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.”
6. Mengejek atau memperolok
dinullah (agama Allah), al-Islam, baik menyangkut pahala-Nya atau
tentang berbagai ketentuan hukum-Nya
Kasus seperti ini sering terjadi. Entah
bagi orang yang tidak mengerti agama atau yang mengenal sekalipun.
Belakangan, sifat seperti itu justru terjadi pada orang-orang yang
mengenal ilmu agama secara baik. Kebanyakan, orang-orang seperti ini
adalah orang yang tidak memilik rasa percaya diri (PD) pada agamanya.
Karena bernafsu agar orang lain
menyebutnya pluralisme atau eklusif, terkadang untuk agamanya sendiri
mereka main-main dan memperolokkannya. Bahkan kalau perlu menjual
agamanya demi kedekatan dengan orang lain yang sudah jelas berbeda agama
dan hukum-hukumnya. Perlakuan seperti ini sudah membatalkan keislaman.
Allah berfirman, “Dan jika kamu tanyakan
kepada mereka (tentang yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan
menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja.” Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu
selalu berolok-olok?” “Tidak usah kamu minta maaf, karena kafir sesudah
beriman…” (QS. At-Taubah: 65-66).
7. Mempelajari, terpikat dan mengamalkan ilmu sihir (guna-guna)
Amalan seperti ini adalah amalan yang
paling dibenci Allah. Karena itu dengan alasan apapun, jika seorang
Muslim melakukannya, yakinlah, amalan itu telah membatalkan keislaman
Anda.
8. Membantu dan menolong orang-orang Musyrik untuk memusuhi orang-orang Islam (kaum Muslimin)
Sejak hidup hingga mati, sikap Rasulullah
Muhammad cuma satu. “Keras terhadap kaum kafir dan lembut terhadap
Muslimin.” Tetapi, sebagaian dari kita (kaum Muslimin) ada yang justru
menjadi ‘duri dalam daging’. Mereka hidup dan mengaku sebagai Muslim,
tapi amalannya digunakan justru untuk memusuhi saudara-saudaranya
seiman.
Banyak kasus tokoh-tokoh Islam –bahkan
sebagaian disebut ulama– justru paling suka mengecam dan memojokkan kaum
Muslimin dan hidupnya menjadi pembela orang-orang ghoirul Islam.
Biasanya, mereka paling peka jika melihat sedikit kesalahan Muslimin dan
menjadi pelindung orang ghoirul Islam.
Orang-orang seperti itu, kata Allah,
sudah termasuk golongan dari mereka alias keluar dari Islam. “Dan
barangsiapa diantara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani) menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk ke dalam golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.”
(QS. Al-Maidah: 51)
Menurut Qathlani, ciri-ciri orang yang
seperti ini adalah; kaum Muslimin yang suka menyerahkan urusan Islam
kepada orang musyrik dan mereka yang suka membela kedzaliman orang
musyrik.
Rasulullah bersabda, “Mencaci maki sesama
muslim adalah perbuatan yang fasik, dan membunuh orang muslim adalah
perbuatan kafir.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang berkumpul dengan
orang-orang musyrik dan tinggal bersama nya maka sesungguhnya ia seperti
mereka.” (HR. Abu Daud)
9. Berkeyakinan bahwa sebagaian manusia diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad SAW
Kelompok seperti ini belakangan semakin
hari semakin meningkat jumlahnya. Mereka merupakan kelompok orang yang
hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal mereka. Mereka,
mendudukkan wahyu di atas akal mereka. Hujah yang sering mereka
kemukakan adalah, “Muhammad adalah manusia biasa, karenanya, dia bisa
salah.” Pernyataan itu kemudian mereka belokkan dengan bahasa lain;
diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad SAW. Dan mereka merusak
sunnah-sunnah Nabi.
“Barangsiapa menghendaki selain Islam
sebagai agama, maka tak akan diterima agama itu daripada-Nya, dan ia di
akhirat tergolong orang-orang yang merugi.” (Q.S: Ali Imron:85)
10. Berpaling dari Dinullah (agama Allah) atau dari hal-hal yang menjadi syarat utama seorang Muslim
Syarat seorang Muslim sejati adalah
melaksanakan ajaran agama Allah sesuai al-Qur’an dan Sunnah. Tetapi
sebagaian orang –karena kesombongannya—mereka melakukan rekayasa akal
dengan cara ‘menyelewengkan’ pesan Allah dalam al-Qur’an dan Hadits.
Mereka, biasanya bangga akan akalnya.
Karenanya, mereka merasa, apa-apa yang sudah jelas diperintahkan oleh
al-Qur’an tidak perlu dikerjakan jika tidak cocok dengan akalnya.
Kesombongan mereka dihadapan Allah paling utama ketika mereka berusaha
merubah al-Qur’an dan Sunnah karena dianggap tidak sesuai dengan
akalnya.
Orang-orang seperti ini, biasanya mudah membuat dan merekayasa hukum Allah untuk disesuaikan dengan akalnya.
“..dan janganlah kamu menukar
ayat-ayat-KU dengan harga sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir.” (Q.S: al-Maidah: 44).
Ooo
Sumber: Fath al-Majid dan buku
“Memurnikan Laa Ilaaha Illallah”, Muhammad Said al-Qathlani, Muhammad
Bin Abdul Wahab dan Muhammad Qutb, (GIP)
sorce: http://sharia4indonesia.com/2010/08/10-pembatal-keislaman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya berkomentar