Meneladani Empat Sifat Rasulullah
Ujih Saputra S. Pd. I
Yayasan Syamsul Ulum Keradenan Cibinong – Bogor
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin jamaah masjid At Taqwa yang
berbahagia, didalam kesempatan yang berharga dan di tempat yang mulia
ini, marilah terlebih dahulu kita fokuskan fikir dan zikir kita
kehadirat Allah SWT seraya memanjatkan puja dan puji syukur
kehadirat-Nya atas semua nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita
semua. Dengan nikmat-nikmat tersebut kita masih diberi kesempatan untuk
manjalankan aktifitas sebagaimana mestinya baik duniawi maupun ukhrowi.
Shalawat serta salam semoga tersampaikan kepada Nabi akhirul zaman,
insan yang paling mulia akhlaqnya, yaitu Nabi Muhammad SAW, semoga kita
termasuk orang-orang yang akan memperoleh syafaatnya di Yaumulakhir
nanti.
Nabi Muhammad merupakan satu sosok figur
yang sangat mempesona, sopan dalam bertutur kata, jujur manakala ia
bicara sepanjang hayatnya, tidak pernah berdusta serta luhur budi
pekertinya. Hal inilah yang membuat kita terkagum-kagum kepada beliau
bahkan dari dulu sampai saat ini semua orang di penjuru dunia mengagumi
profil beliau mengingat Nabi Muhammad SAW memiliki integritas
kepribadian yang sangat luar biasa. Beliau mempunyai perilaku dan akhlak
yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya
tanpa membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna
kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada
siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik
kepadanya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Allah SWT memberikan
predikat dalam Al Qur’an kepada beliau sebagai “wainnakkka la’alla
hukukin aaadzhim” yaitu Nabi Muhammad adalah manusia yang memiliki
akhlak yang paling agung.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
Ayat ini menegaskan bahwasanya telah ada
pada diri Rasulullah suatu uswah dan qudwah bagi kita selaku umatnya.
Oleh karenanya marilah kita tata kembali komitmen ketaqwaan kita untuk
lebih menghayati dan mengimplementasikan uswah dan qudwah rasulullah
dalam menapaki kehidupan sehari-hari.
Hal yang paling mendasar yang dapat
diteladani dari Rasulullah SAW itu meliputi 4 sifat yaitu sidik, amanah,
tabligh dan fathonah.
Yang pertama “sidik”, memiliki pengertian
bahwa Rasulullah SAW selalu benar (jujur) dalam ucapannya. Kebenaran
ucapan ini dilakukan bukan hanya setelah beliau diangkat jadi nabi dan
rasul, namun jauh sebelum itu semenjak masa kanak-kanak beliau tidak
pernah berbohong sehingga mendapat gelar AL-AMIN. Segala sesuatu yang
diucapkan oleh Rasul tidak pernah punya tendensi pribadi atau didasari
oleh interest pribadi atau emosional pribadi, tetapi semua yang
diucapkan oleh beliau didasari atas panduan wahyu dari Allah SWT. Hal
ini ditegaskan oleh Allah dalam surat An Najm ayat 4-5 bahwa tidak ada
yang diucapkan oleh Muhammad berdasarkan hawa nafsunya, tetapi apa yang
diucapkan semata-ata didasari atas wahyu dari Allah SWT.
4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
Oleh sebab itu marilah kita selalu umatnya meneladani sifat sidik beliau.
Yang kedua, ” amanah” (yang dapat
dipercaya), mempunyai pengertian bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menjaga
amanah yang diembannya. Tidak pernah menggunakan wewenang dan
otoritasnya sebagai nabi dan rasul atau sebagai pemimpin bangsa Arab
untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang
dilakukan beliau semata untuk kepentingan Islam dan ajaran Allah.
Sebagai contoh bahwa beliau sangat amanah dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa salah seorang sahabat beliau yang bernama Abu Thalhah pernah
memberikan sebidang tanah yang subur kepada beliau tapi beliau tidak
menggunakan tanah itu dengan seenaknya, tetapi beliau mencari sanak
saudara Abu Thalhah yang berkehidupan kurang layak dan memberikan tanah
itu untuk mereka, supaya taraf perekonomian mereka meningkat. Marilah
kita selaku umatnya untuk berusaha menjadi orang yang amanah.
Yang ketiga, ” Tabligh”, sifat ini
mempunyai pengertian bahwa rasulullah selalu menyampaikan segala sesuatu
yang diwahyukan Allah kepadanya meskipun terkadang ada ayat yang
substansinya menyindir beliau seperti yang tersurat dalam surat Abbasa,
dimana Rasulullah mendapat teguran langsung dari Allah pada saat
rasulullah memalingkan mukanya dari Abdullah Ummu Maktum yang meminta
diajarkan suatu perkara sama sekali tidak disembunyikan oleh beliau.
Beliaupun tidak merasa kawatir reputasinya akan rusak dengan sindiran
Allah tersebut, justru sebaliknya para sahabat tambah meyakini akan
kerasulan beliau. Marilah kita teladani sifat tabligh ini.
Yang keempat, ” Fatonah” (cerdas, intelek) adalah suatu keniscayaan untuk para nabi dan rasul karena tidak mungkin Rasulullah bisa menyampaikan wahyu yang berupa al Qur’an yang sedemikian banyaknya hingga mencapai 6.666 ayat dan 323.670 huruf tanpa ada yang salah dan keliru satupun. Jika beliau tidak mempunyai fondasi intelektual yang tinggi hal itu mustahil terjadi. Kecerdasan Rasulullah tidak hanya intelektual semata tetapi juga cerdas dari segi emosional dan spiritual. Marilah kita teladani sifat fatonah Rasulullah ini.
Yang keempat, ” Fatonah” (cerdas, intelek) adalah suatu keniscayaan untuk para nabi dan rasul karena tidak mungkin Rasulullah bisa menyampaikan wahyu yang berupa al Qur’an yang sedemikian banyaknya hingga mencapai 6.666 ayat dan 323.670 huruf tanpa ada yang salah dan keliru satupun. Jika beliau tidak mempunyai fondasi intelektual yang tinggi hal itu mustahil terjadi. Kecerdasan Rasulullah tidak hanya intelektual semata tetapi juga cerdas dari segi emosional dan spiritual. Marilah kita teladani sifat fatonah Rasulullah ini.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah keempat sifat Rasulullah ini kita
implementasikan dalam kehidupan kita sebagai perwujudan cinta dan
mahabbah kita kepada Rasulullah dan semoga kita menjadi golongan orang
yang mendapat predikat fidunya hasanah wafil akhiroti hasanah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Khutbah Jum’at
Mesjid At Taqwa 20 MARET 2009 / 23 RABI’UL AWAL 1430H
Mesjid At Taqwa 20 MARET 2009 / 23 RABI’UL AWAL 1430H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya berkomentar